TEKNOLOGI NEWS UPDATE - 92 % Driver Gojek Mengaku Lebih Aman Berkat Teknologi Fitur Verifikasi Wajah



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Kehadiran fitur verifikasi wajah pada Gojek diklaim membuat lebih dari 90 persen mitra driver merasa lebih aman dari ancaman keamanan digital.


Hal tersebut merupakan poin penting untuk tetap produktif di tengah masih tingginya kejahatan berbasis manipulasi psikologis (social engineering) pada situasi pandemi Covid-19.


Fitur verifikasi wajah diterapkan ketika mitra driver akan melakukan login. Jadi, pihak lain tidak bisa membuka bahkan mengakses aplikasinya. Fitur ini hadir sejak Juli 2020, khusus untuk mitra driver.


Mengutip situs web resmi Gojek, Senin (21/9/2020), verifikasi wajah adalah fitur biometrik yang diterapkan ketika login aplikasi Gojek Driver.


Mitra Gojek dapat melakukan pendaftaran melalui proses scan muka dengan persyaratan yang sudah ditentukan.


BACA JUGA : SPORT NEWS UPDATE - Indonesia vs Qatar: Penalti Menit ke-90 Timnas U-19 Seri


Hasil riset yang dilakukan Gojek mencatat mayoritas mitra driver (sebesar 92 persen) menyatakan bahwa akun mereka kini lebih aman berkat fitur tersebut.


Kejahatan Social Engineering di Masa Pandemi


Peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Ir. Tony Seno Hartono mengatakan beberapa kejahatan berbasis social engineering kerap terjadi di masa pandemi Covid-19, sehingga perlu didukung penguatan fitur keamanan dan edukasi.


Kejahatan dimaksud di antaranya phishing atau penipuan berkedok transfer perbankan. Kemudian phone scams (scam kartu kredit, penipu menelepon korban meminta One Time Password/OTP), SMShing (penipuan mengatakan korban menang undian), impersonation (penipuan bagi-bagi kuota internet) dan sebagainya.


"Tipe manipulasi psikologis ini tidak memanfaatkan kerentanan sistem namun memanfaatkan kelengahan dan kelemahan kompetensi digital si pengguna teknologi. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang bermigrasi ke online, maka para pelaku manipulasi psikis ini pun mengincar mereka," ungkap Tony melalui keterangannya.


Tony menilai sangat penting untuk melakukan edukasi yang terus menerus dan konsisten. Tujuannya supaya individu serta para pelaku usaha pengguna teknologi bisa memahami dan menghindari tipe penipuan seperti itu.


Data Kaspersky mencatat terdapat 192.591 serangan phishing terhadap UMKM di Indonesia pada kuartal pertama 2020. Naik dari 158.492 pada kuartal pertama 2019. Peretas mengirim email terkait informasi COVID-19 dalam upaya memanfaatkan potensi keingintahuan dan kepanikan.


"Fear mongering (kepanikan) di masyarakat meningkat. Maka kejahatan bersifat social engineering juga meningkat. Padahal ketergantungan masyarakat terhadap platform digital semakin tinggi," ucap Tony.




PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

Comments