TEKNOLOGI NEWS UPDATE - Mark Zuckerberg, Meminta AS Tingkatkan Pengawasan Terhadap Apple



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg, dilaporkan secara khusus meminta pemerintah AS untuk meningkatkan pengawasan terhadap Apple.


Dilasir dari 9to5mac, Senin (19/10/2020), The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa Zuckerberg sering berdikusi dengan penasihat senior White House, Jared Kushner, dan juga pernah dengan Presiden AS, Donald Trump.


Ketertarikan Zuckerberg pada hubungan politik disebut muncul saat Facebook menghadapi persaingan dan pengawasan antimonopoli baru.


Langkah politik baru Zuckerberg itu disebut sebagai bagian dari upaya melindungi perusahaannya dari tekanan, yang berkaitan dengan pengawasan antimonopoli. Selain itu juga berkaitan dengan kritik terhadap praktik privasi Facebook, serta perannya dalam menyebarkan misninformasi dan teori konspirasi.


BACA JUGA : SPORT NEWS UPDATE - Virgil Van Dijk Dikabarkan Cidera Ligamen Lutut dan Buruk Bagi Pertahanan Liverpool


Facebook juga menghadapi ancaman kompetitif baru dari TikTok. Membina hubungan dengan para pemimpin politik, tokoh media, dan aktivis saat ini disebut merupakan hal penting untuk mempertahankan kepemimpinan Facebook di industri media sosial.


Mengenai Apple secara khusus, Zuckerberg dilaporkan telah menekan anggota parlemen dan pejabat pemerintah untuk lebih mengawasi Apple. Pendiri Facebook itu juga menginginkan pengawasan terhadap TikTok.


Menurut sumber, Zuckerberg juga mengatakan kepada pejabat pemerintah bahwa Apple tidak menerima pengawasan sebanyak yang diterima Facebook. Padahal, menurutnya, sistem operasi milik Apple digunakan oleh sebagian besar orang Amerika.


Facebook Tolak 2,2 Juta Iklan Halangi Pilpres AS

Sebelumnya Facebook mengklaim telah menolak 2,2 juta iklan di Facebook dan Instagram yang dinilai akan merugikan Pemilihan Presiden (Pilpres) AS. Selain itu, perusahaan juga telah menarik 120 ribu konten dengan tujuan serupa.


Dilansir dari The Guardian, Senin (19/10/2020), Vice President Facebook, Nick Clegg, mengatakan jutaan iklan dan konten tersebut berusaha untuk menghalangi pemungutan suara dalam Pilpres AS mendatang.


Facebook telah meningkatkan upaya agar peristiwa menjelang Pilpres 2016 tidak lagi terulang. Saat itu, Rusia disebut menggunakan layanan Facebook untuk memanipulasi pemilih.


"35 ribu karyawan menjaga keamanan platform kami dan berkontribusi untuk pemilihan," kata Clegg yang juga merupakan Vice President of Global Affairs and Communications di Facebook.


"Kami telah menjalin kerja sama dengan 70 media khusus, termasuk lima di Prancis dalam verfiikasi informasi," tutur dia melanjutkan.


Penggunaan AI

Clegg menambahkan, Facebook juga menggunakan artificial intelligence (AI) agar perusahaan bisa menghapus miliaran konten dan akun palsu. "Bahkan sebelum dilaporkan oleh para pengguna," tutur Clegg.


Dia pun mengatakan, Facebook juga menyimpan semua iklan dan informasi tentang pendanaan, serta sumbernya selama tujuh tahun untuk memastikan transparansi.





PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

Comments